REPRODUKSI KARYA ILMIAH

BAB I

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya, disajikan menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, serta menggunakan bahsa ragam ilmiah.

Reproduksi karya ilmiah merupakan bentuk karya ilmiah yang disusun atas dasar karya ilmiah yang telah ada. Bentuk reproduksi karya ilmiah antara lain: ringkasan, ikhtisar, sinopsis, dan resensi. Istilah ringkasan, ikhtisar, dan sinopsis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti yang sama. Adapun tujuan membuat ringkasan, ikhtisar, dan sinopsis adalah memahami dan mengetahui isi buku/tulisan/cerita. Praktik melakukan reproduksi karya ilmiah bertujuan untuk memahami secara utuh karya ilmiah yang akan dibuat dengan jalan menjadikan karya ilmah yang direproduksi sebagai model konkrit/ nyata.

Dalam reproduksi karya ilmiah harus mengetahui standar kompetensi di dalamnya terkait cara penulisan reproduksi karya ilmiah yang sesuai dengan kaidah bahasa indonesia. Terdapat langkah – langkah yang harus dilakukan dalam reproduksi karya ilmiah. Dalam penulisan reproduksi karya ilmiah harus berdasarkan teori – teori serta dikaitkan dengan disiplin ilmu. Kompetensi dasar reproduksi karya ilmiah dibagi menjadi lima indikator yang harus dikuasai oleh penulis.

Untuk mencapai indikator – indikator tersebut, seseorang harus mampu mengetahui dan memahami setiap indikator yang ada. Permasalahan yang sering dihadapi saat ini adalah banyaknya orang yang tidak mengetahui pengertian dari setiap indikator dalam reproduksi karya ilmiah. Seseorang dalam mereproduksi karya ilmiahnya masih banyak ditemukan kekurangan – kekurangan karena tidak sesuai dengan kaidah. Kondisi yang teradi saat ini menuntut setiap orang untuk mampu memahami indikator – indikator reproduksi karya ilmiah sehingga dapat membantu dalam mengetahui isi dari buku/cerita/ karya ilmiah.

Berdasarkan hal tersebut, menarik untuk dilakukan pengkajian terhadap indikator – indikator reproduksi karya ilmiah berdasarkan pengertian, tujuan dan langkah – langkah penulisannya.

 

B.       RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di dalam latar belakang, dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:

1.         Apa perbedaan ringkasan, ikhtisar dan sinopsis?

2.         Apa pengertian resensi?

3.         Apa hakikat tinjauan pustaka?

4.         Apa hakikat kajian teori?

5.         Apa hakikat  kerangka berpikir?

 

C.      TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1.      Mengetahui perbedaan ringkasan, ikhtisar dan sinopsis.

2.         Mengetahui pengertian resensi.

3.         Mengetahui hakikat tinjauan pustaka.

4.         Mengetahui hakikat kajian teori.

5.         Mengetahui hakikat kerangka berpikir.

 

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.      RINGKASAN, IKHTISAR DAN SINOPSIS

1.        Pengertian, Tujuan dan Langkah – Langkah Penulisan Ringkasan

Ringkasan (précis) merupakan salah satu bentuk karangan ilmiah singkat yang berasal dari karangan ilmiah yang panjang. Ringkasan merupakan suatu keterampilan mengadakan reproduki dari karya ilmiah yang sudah ada. Seorang peringkas harus berbicara dengan menggunakan bahasa pengarang asli. Ia harus langsung memulai dengan membuat ringkasan karangan tersebut dengan cara meringkas kalimat-kalimat, alenia - alenia dan bagian lain. Ringkasan sebagai hasil meringkas merupakan miniatur karangan aslinya sehingga struktur dan kelengkapan unsur ringkasan harus sama dengan karangan aslinya.

Tujuan membuat ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi buku/ tulisan/ cerita. Latihan - latihan untuk mencapai tujuan tersebut dimulai dengan membaca karangan/ cerita dengan cermat serta menuliskan kembali dengan tepat. Seseorang tidak akan dapat membuat ringkasan dengan baik apabila tidak membaca dan memahami karangan dengan baik. Peringkas harus dapat membedakan gagasan - gagasan utama tingkatan - tingkatan gagasan pengembang. Kemampuan untuk membedakan tingkatan-tingkatan gagasan akan membantu menemukan gagasan utama tulisan yang telah dibaca.

Menurut Zulaeha dkk (2018) agar penulisan ringkasan dapat membantu memahami isi buku/ tulisan/ cerita perlu memperhatikan langkah - langkah sebagai berikut :

(1)     Pilih naskah (karya ilmiah, naratif) yang sesuai dengan bidang keahlian yang diamati.

(2)     Bacalah naskah asli, kalau perlu diulang beberapa kali untuk mendapatkan gambaran umum isis dan struktur (karya ilmiah) serta alur cerita (naratif).

(3)     Rumuskan dan catat tema (karya ilmiah, naratif).

(4)     Sambil membaca ulang, catatlah judul, sub judul, topik, dan pikiran pokok secara sistematis. Untuk naratif, catat pokok pokok kejadian yang merupakan inti alur sehingga ditemukan struktur naratif (alur cerita).

(5)     Cocokkan catatan dengan naskah asli untuk menemukan bagian - bagian karya ilmiah atau naratif yang belum terekam dalam catatan. Lengkapi jika diperlukan.

(6)     Susunlah draf ringkasan berdasarkan catatan pada langkah ke – 4 dengan tetap menggunakan sistematika dan sudut pandang yang digunakan pada naskah asli.

(7)     Cocokan draf dengan naskah asli untuk mengetahui apakah pokok – pokok isi draf  dan sistematka penyajian sudah sama dengan naskah asli atau belum, jika belum lakukan penyempurnaan.

(8)     Cek jumlah kata/halaman draf ikhtisar apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum, jika terlalu singkat maka lakukan pengembangan, bila terlalu panjang  lakukan penyingkatan.

(9)     Periksa penggunaan bahasa (kalimat harus efektif, lebih baik menggunakan kalimat tunggal, kohesi dan koherensi paragraf, penggunaan EYD, kaidah tata tulis).

(10) Tulis kembali draf ikhtisar dengan rapi sesuai dengan format yang diminta.

 

2.    Pengertian, Tujuan dan Langkah – Langkah Penulisan Ikhtisar

Ikhtisar adalah pandangan secara ringkas atau yang penting penting saja dalam ringkasan. Ringkasan berbeda dengan ikhtisar, bila ringkasan disajikan dengan menggunakan bahasa pengarang asli, ikhtisar menggunakan gaya bahasa, struktur penyajian, sudut pandang penulis ikhtisar. Penulis ikhtisar dapat memilih pokok pokok yang dianggap penting untuk disajikan dalam ikhtisar, bagian bagian yang dianggap kurang penting atau kurang menunjang dapat ditinggalkan.

Tujuan dari penulisan ikhtisar adalah agar dapat memahami dan mengetahui isi cerita/ buku/ tulisan, latihan latihan untuk mencapai tujuan tersebut dimulai dengan membaca karangan atau cerita dengan cermat serta menuliskan kembali dengan tepat.

Menurut Zulaeha dkk (2018) agar penulisan ikhtisar dapat membantu memahami isi buku/ tulisan/ cerita perlu memperhatikan langkah - langkah sebagai berikut :

(1)     Pilih naskah (karya ilmiah, naratif) yang sesuai dengan bidang keahlian yang diamati.

(2)     Bacalah naskah asli, kalau perlu diulang beberapa kali untuk mendapatkan gambaran umum isis dan struktur(karya ilmiah) serta alur cerita (naratif).

(3)     Rumuskan dan catat tema (karya ilmiah, naratif).

(4)     Sambil membaca ulang, catatlah judul, sub judul, topik, dan pikiran pokok secara sistematis. Untuk naratif, catat pokok pokok kejadian yang merupakan inti alur sehingga ditemukan struktur naratif (alur cerita).

(5)     Cocokkan catatan dengan naskah asli untuk menemukan bagian - bagian karya ilmiah atau naratif yang belum terekam dalam catatan. Lengkapi jika diperlukan.

(6)     Pilihlah pokok – pokok isi berdasarkan pada langkah ke-4 sesuai dengan kebutuhan, kemudian susunlah draft ikhtisar dengan menggunakan gaya bahasa, sudut pandang, dan sistematika sendiri.

(7)     Cocokkan draf dengan pokok pokok bahasan yang telah dipilih pada langkah ke-6, cek pola penyajian menarik atau belum, lakukan penyempurnaan bila diperlukan.

(8)     Cek jumlah kata/halaman draf ikhtisar apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum, jika terlalu singkat maka lakukan pengembangan, bila terlalu panjang – lakukan penyingkatan.

(9)      Periksa penggunaan bahasa ( kalimat harus efektif, lebih baik menggunakan kalimat tunggal, kohesi dan koherensi paragraf, penggunaan EYD, kaidah tata tulis.

(10) Tulis kembali draf ikhtisar dengan rapi sesuai dengan format yang diminta.

 

3.    Pengertian, Tujuan dan Langkah – Langkah Penulisan Sinopsis

 Sinopsis adalah ikhtisar karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu, atau ringkasan atau abstraksi. Sinopsis merupakan ringkasan dan atau ikhtisar yang pada umumnya diterapkan untuk karya naratif, baik fiksi maupun nonfiksi. Sering ditemukan sinopsis film, sinopsis novel, sinopsis drama pada media massa.

Menurut Rosidi (2009) tujuan pokok dari sinopsis adalah untuk memberikan gambaran secara ringkas dan padat tentang tema atau pokok materi yang akan digarap. Selain itu sinopsis juga dapat mempermudah siapa saja yang membacanya untuk menangkap konsep dan kesesuaian gagasan dalam sebuah program atau cerita.

Menurut Zulaeha dkk (2018) agar penulisan sinopsis dapat membantu memberi gambaran tema/ pokok materi perlu memperhatikan langkah - langkah sebagai berikut :

(1)     Pilih naskah (karya ilmiah, naratif) yang sesuai dengan bidang keahlian yang diamati.

(2)     Bacalah naskah asli, kalau perlu diulang beberapa kali untuk mendapatkan gambaran umum isis dan struktur(karya ilmiah) serta alur cerita (naratif).

(3)     Rumuskan dan catat tema (karya ilmiah, naratif).

(4)     Sambil membaca ulang, catatlah judul, sub judul, topic, dan pikiran pokok secara sistematis. Untuk naratif, catat pokok pokok kejadian yang merupakan inti alur sehingga ditemukan struktur naratif (alur cerita).

(5)     Cocokkan catatan dengan naskah asli untuk menemukan bagian - bagian karya ilmiyah atau naratif yang belum terekam dalam catatan. Lengkapi jika diperlukan.

(6)     Urutkan pokok – pokok kejadian dari awal sampai akhir sehingga terbentuk alur cerita.

(7)     Cocokkan ringkasan alur cerita dengan cerita aslinya. Usahakan unsur – unsur dramatik (kejadian menarik, memikat) masih tetap muncul.

(8)     Cek jumlah kata/halaman draf ikhtisar apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum, jika terlalu singkat maka lakukan pengembangan, bila terlalu panjang – lakukan penyingkatan.

(9)      Periksa penggunaan bahasa ( kalimat harus efektif, lebih baik menggunakan kalimat tunggal, kohesi dan koherensi paragraf, penggunaan EYD, kaidah tata tulis.

(10) Tulis kembali draf ikhtisar dengan rapi sesuai dengan format yang diminta.

 

B.       RESENSI

Menurut Sudjiman (1984) resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.

Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Penulis resensi juga harus mempertimbangkan kemungkinan selera pembaca. Karena pertimbangan penulis resensi juga harus memperhatikan selera pembaca, maka sebuah resensi yang dibuat di sebuah majalah tertentu mungkin tidak sama dengan resensi pada majalah lain karena penulis resensi juga mempertimbangkan selera pembaca yang berbeda-beda tiap jenis masalah.

Untuk membuat suatu resensi yang baik, penulis harus menetapkan sasaran-sasaran yang harus dicapai. Namun demikian dapat diberi beberapa pokok untuk dijadikan sasaran penilaian itu.

Menurut Zulaeha dkk (2018) pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah buku atau karya adalah sebagai berikut :

(1)     Latar belakang

Penulis resensi perlu memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca akan latar belakang buku atau karya sastra yang mencakup tema, tujuan penulisan, dan deskripsi singkat mengenai buku atau karya sastra yang akan diresensi.

(2)     Jenis buku atau karya

Presensi perlu menunjukkan buku atau karya sastra baru tersebut masuk golongan buku atau karya sastra yang mana berdasarkan klasifikasi bidang ilmu. Presensi perlu pula menunjukkan perbedaan dan persamaannya dengan buku lain yang sebidang. Dengan demikian pembaca akan melihat semua sisi dan secara lebih konkret memberikan penilaian.

(3)     Keunggulan buku atau karya sastra

Hal yang perlu diperhatikan umtuk melihat keunggulan buku atau karya sastra adalah segi organisasi sisi, penggunaan bahasa, teknik penyajian, pencetakan, dan lay out.

(4)     Nilai buku atau karya sastra

Nilai sebuah buku akan lebih kelihatan jika dibandingkan dengan buku-buku lain yang sejenis, baik yang ditulis oleh pengarang yang sama atau pengarang lain.

(5)     Tinjauan pustaka

Tanpa melakukan tinjauan pustaka, penulis tidak dapat melihat bobot dan nilai strategis hasil penelitian atau kajian yang dilakukannya. Penulis akan terjebak pada pandangan sempit. Bisa jadi ia mengira bahwa penelitiannya atau kajiannya merupakan hal yang baru tanpa ia ketahui bahwa penelitian atau kajiannya sebenarnya sudah pernah diteliti atau dikaji oleh orang lain.

 

C.      HAKIKAT TINJAUAN PUSTAKA

Suatu penelitian atau karya ilmiah didasarkan atas hasil-hasil penelitian atau kajian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan kata lain, hasil penelitian tersebut dijadikan landasan dalam menentukan topik, permasalahan, arah, dan tinjauan penelitian atau kajian.

Dengan melakukan tinjauan pustaka sebelum melakukan penelitian atau kajian, penulis bisa menentukan permasalahan atau topik yang lebih baik dan bermakna. Penulis juga bisa meletakkan penelitian atau kajian tersebut sebagai penyempurna, pelengkap, pengembangan, pembanding, atau uji ulang terhadap penelitian atau kajian yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Menurut Zulaeha dkk (2018) terdapat langkah langkah - langkah yang perlu dipertimbangkan dalam membuat tinjauan pustaka adalah:

(1)     Menentukan tema, topik, permasalahan, tujuan penelitian ataukajian.

(2)     Mencari hasilhasil penelitian atau kajian kesamaan tema dengan tema yang telah dipilih, baik berupa laporan, artikel, makalah.

(3)     Mengurutkan hasil penelitian kajian tersebut berdasarkan urutan waktu penelitian.

(4)     Mengkaji masing masing hasil kajian berdasarkan urutan waktu untuk melihat alur perkembangan keilmuan.

(5)     Membandingkan masing masing hasil penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan untuk menemukan persamaan dan perbedaannya.

(6)     Menentukan kedudukan penelitian atau kajian yang akan dilakukan terhadap penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya. 

 

D.      HAKIKAT KAJIAN TEORI

Kajian teori sering disamakan dengan landasan teoretis. Kedua hal tersebut merupakan perbedaan istilah namun pada kenyataanya memiliki fungsi yang sama. Kajian teori mengacu pada proses melakukan kajian terhadap satu atau beberapa teori. Hasil kajian tersebut selanjutnya dijadikan landasan teoretis sebuah penelitian atau kajian.

Kajian teoris tidak lengkap bila tidak sampai pada simpulan hasil kajian yang akan dijadikan landasan teoretis. Demikian juga landasan teoretis, ditetapkan setelah melalui proses pengkajian terhadap teori. Dengan demikian kajian teori dan landasan teoretis hanya merupakan perbedaan istilah dan sudut pandang terhadap sebuah proses dan hasil kajian teori.

Menurut  Zulaeha dkk (2018) landasan teoretis disusun dengan mengikuti langkah langkah sebagai berikut:

(1)     Menentukan teori sesuai dengan permasalahan atau tujuan penelitian

(2)     Mencari referensi buku, artikel, makalah yang membahas teori atau topik yang bersangkutan. Semakin banyak referensi semakin baik. Referensi diutamakan dari sumber utama berupa buku atau artikel ilmiah yang terbaru.

(3)     Mengurutkan referensi berdasarkan tahun terbitnya untuk mengetahui alur perkembangan teori tersebut. Referensi yang paling tua dijadikan sumber utama selanjutnya referensi - referensi yang lain merupakan pelengkap dan penyempurna.

(4)     Mengkaji masing masing referensi untuk menemukan keunggulan dan kelemahannya.

(5)     Membahas, mempertimbangkan, dan membandingkan antara referensi satu dengan referensi lain untuk mencari benang merah yang saling memperkokoh.

(6)     Merumuskan kembali berdasarkan hasil kajian masing masing teori. Hasil rumusan dapat mengokohkan pendapat salah satu sumber, dapat menggabungkan dua atau beberapa sumber, dan dapat pula menyusun rumusan baru berdasarkan tinjauan kritis berbagai sumber, hasil rumusan tersebut dijadikan sebagai landasan teoretis dalam melakukan penelitian atau kajian.

 

E.       HAKIKAT KERANGKA BERPIKIR

Menurut Zulaeha dkk (2018) kerangka berpikir merupakan sebuah bagan atau alur kerja dalam memecahkan permasalahan penelitian. Kerangka kerja tersebut dimulai dari permasalahan sampai pencapaian tujuan. Dalam alur kerja tersebut hendaknya terlihat kedudukan dan fungsi landasan teoretis serta langkah-langkah penelitian.

            Untuk mendapatkan sebuah kerangka berpikir akan suatu hal bukan sesuatu yang mudah, diperlukan suatu pemikiran yang mendalam, tidak hanya menyimpulkan dari fakta yang didapat, atau hanya sekedar informasi yang terpenggal. Selain itu diperlukan sebuah pemikiran yang cerdas akan setiap informasi yang dimiliki dan berupaya untuk menyimpulkan suatu kesimpulan yang memunculkan keyakinan.

Kerangka berpikir pada dasarnya adalah sebuah pemahaman, dimana pemahaman tersebut dapat salah, atau kurang. Karena kadang terdapat orang-orang yang memiliki kerangka berpikir yang salah akan melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang salah pula.


 

BAB III

PENUTUP

A.      SIMPULAN

Reproduksi karya ilmiah merupakan bentuk karya ilmiah yang disusun atas dasar karya ilmiah yang telah ada. Bentuk reproduksi karya ilmiah antara lain: ringkasan, ikhtisar, sinopsis, dan resensi. Reproduksi karya ilmiah digunakan untuk mengubah kembali karya ilmiah yang sudah ada, baik dalam bentuk ringkasan, ikhstisar, resensi, atau timbangan buku/ pustaka. Dalam ringkasan, ikhtisar, sinopsis, dan resensi memiliki langkah – langkah tersendiri yang dapat dilakukan dalam penulisan karya ilmiah tersebut.

Ringkasan merupakan salah satu bentuk karangan ilmiah singkat yang berasal dari karangan ilmiah yang panjang. Ikhtisar adalah pandangan secara ringkas atau yang penting penting saja dalam ringkasan. Sinopsis merupakan ringkasan dan atau ikhtisar yang pada umumnya diterapkan untuk karya naratif, baik fiksi maupun nonfiksi. Resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Tinjauan pustaka adalah suatu penelitian atau karya ilmiah didasarkan atas hasil-hasil penelitian atau kajian yang telah dilakukan sebelumnya. Kajian teori mengacu pada proses melakukan kajian terhadap satu atau beberapa teori. Kerangka berpikir merupakan sebuah bagan atau alur kerja dalam memecahkan permasalahan penelitian.

 

B.       SARAN

Berdasarkan simpulan diatas, dapat diajukan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan peningkatan mutu kualitas dari seseorang dalam melakukan reproduksi karya ilmiah yaitu :

1.        Seseorang dapat melakukan kegiatan reproduksi karya ilmiah dengan cara memperbanyak membaca referensi – referensi.

2.        Seseorang dapat mengetahui dan memahami isi/ kandungan yang dibaca dengan memperhatikan bagian – bagian terpenting di dalam buku/ karya ilmiah/ cerita.

3.        Menulis kembali dalam bentuk karya ilmiah kembali yang sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang benar.








DAFTAR PUSTAKA

 

Ida Zulaeha, dkk. 2018. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : Unnes Press.

Rosidi, Imron. 2009. Menulis Siapa Takut ?. Yogyakarta : Kanisius.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANAJEMEN KEARSIPAN “ Penggunaan Teknologi dalam Pengelolaan Arsip”

LUNTURNYA KUALITAS BERBAHASA PADA REMAJA