ASESMEN HASIL BELAJAR DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN


ASESMEN HASIL BELAJAR DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN


BAB I

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Istilah asesmen banyak digunakan dalam kegiatan penilaian, terutama setelah diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum 2013. Dalam kegiatan penilaian pembelajaran, kurikulum tidak hanya mempersyaratkan penggunaan tes formal seperti halnya yang biasa digunakan selama ini, melainkan juga penilaian alternatif yang dinamakan dengan asesmen portofolio (autentik) maupun asesmen kinerja (performance).

Pendekatan asesmen dalam kegiatan penilaian cenderung lebih terbuka karena peserta didik juga dapat diminta untuk melakukan asesmen atas produk yang dihasilkan sendiri, dan asesmen pada produk yang dihasilkan oleh teman – temannya. Namun demikian proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan hasil asesmen ini memerlukan banyak waktu dan sumberdaya lainnya. Pendeknya, kegiatan asesmen dalam pembelajaran lebih tidak efisien dibandingkan dengan kegiatan penilaian konvensional yang selama ini digunakan.

 

B.       RUMUSAN MASALAH

1.    Bagaimana konsep asesmen dalam pembeajaran ?

2.    Bagaimana tujuan asesmen ?

3.    Bagaimana prinsip – prinsip asesmen ?

4.    Bagaimana konsep asesmen kinerja beserta prosedur penerapannya ?

5.    Bagaimana konsep asesmen portofolio beserta prosedur penerapannya ?

 

C.      TUJUAN

1.    Menjelaskan konsep asesmen dalam pembeajaran ?

2.    Menjelaskan tujuan asesmen ?

3.    Menjelaskan prinsip – prinsip asesmen ?

4.    Menjelaskan konsep asesmen kinerja beserta prosedur penerapannya ?

5.    Menjelaskan konsep asesmen portofolio beserta prosedur penerapannya ?


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN ASESMEN

Asesmen merupakan proses mendokumentasi, melalui proses pengukuran pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan keyakinan peserta didik. Dapat dinyatakan pula bahwa asesmen merupakan kegiatan sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa yang diketahui, dilakukan, dan dikerjakan oleh peserta didik.

Metode dan alat yang digunakan dalam asesmen anatara lain : observasi, asesmen mandiri oleh peserta didik, tugas praktik harian, contoh hasil pekerjaan peserta didik, tes tertulis, sakala penilaian, proyek, laporan tertulis, review kinerja, dan asesmen portofolio. Kinerja peserta didik dinilai dari informasi yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.

Peserta didik dapat memperoleh keuntungan apabila penilaian diberikan secara teratur. Dalam hal ini penilaian dipandang sebagai kegiatan untuk meningkatkan belajar dan bukan sebagai penilaian akhir. Melalui penilaian yang teratur itu peserta didik akan mengetahui kekuatannya dan memberikan saran tentang cara – cara mengembangkan kemampuannya. Peserta didik juga dapat menggunaan informasi untuk mengarahkan kembali kegiatannya dalam membuat perencanaan dan menetapkan tujuan di masa depan.

Evaluasi memiliki kesamaan dengan asesmen, dan kadang – kadang kedua istilah itu digunakan secara bergantian. Asesmen biasanya berkaitan dengan prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu evaluasi pendidikan biasanya meliputi asesmen hasil belajar peserta didik. Evaluasi memiliki tujuan untuk mengetahui sikap peserta didik, kesadaran karer, kepekaan budaya, praktik pembelajaran, kurikulum, personel sekolah, dan sebagainya.

 

B.       SEJARAH ASESMEN

Kegiatan asesmen muncul pertama kali di Cina pada tahun 206 sebelum masehi ketika dinasti Han memperkenalkan ujian dalam proses seleksi pegawai kerajaan. Meskipun objektivitas asesmen itu banyak yang mempertanyakan, namun asesmen dipandang sangat bermanfaat dalam proses seleksi penempatan orang – orang yang menjadi kesayangannya. Pada tahun 822 setelah masehi, dinasti Tang melaksanakan ujian tertulis bagi calon pegawai kerajaan, ujian itu berlangsung selama beberapa hari dan kemudian diberikan asesmen lisan oleh raja.

Di Eropa, ujian yangh digunakan selama abad pertengahan diguanakan untuk seleksi calon pendeta dan kestria, dan anak – anak selama diuji pengetahuannya. Amerika Serikat memperkenalkan ujian tertulis pada tahun 1830an dalam upaya mengurangi subjektivitas asesmen.

 

C.      TUJUAN ASESMEN

Asesmen pembelajaran memiliki dua tujuan, yaitu tujuan isi dan tujuan proses. Asesmen yang berkaitan dengan tujuan isi digunakan untuk menentukan seberapa jauh peserta didik telah mempelajari pengetahuan dan ketrampilan tertentu. Asesmen yang beraitan dengan proses digunakan untuk mendiagnosis kekuatan dan kelemahan peserta didik serta merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik.

Tujuan asesmen pembelajaran pada dasarnya tergantung pada penggunaan jenis – jenis asesmen, yaitu :

1.        Asesmen formatif dan sumatif

Asesmen formatif dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk pemberian balikan atas pekerjaan peserta didik, dan tidak akan dijadikan sebagai dasar untuk kenaikan kelas.

Asesmen sumatif dilaksanakan di akhir pembelajaran dan digunakan untuk membuat keputusan tentang kenaikan kelas peserta didik.

2.        Asesmen objektif dan subjektif

Asesmen objektif merupakan bentuk pertanyaan yang memiliki satu jawaban yang benar. Asesmen subjektif merupakan bentuk pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban yang benar ( atau lebih dari satu cara mengungkapkan jawaban yang benar).

3.        Asesmen acuan patokan dan acuan normatif

Asesmen acuan pokokan, biasanya menggunakan tes acuan patokan, merupakan asesmen yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berdasarkan keriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Asesmen acuan patokan membandingkan kemampuan peserta didik dengan kriteria, atau asesmen yang memfokuskan diri pada kinerja individu yang diukur berdasarkan pada kriteria atau standar absolut.

Prosedur asesmen acuan patokan mencakup aturan kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

a.    Identifikasi hasil belajar yang diharapkan.

b.    Rumusan kriteria. Jika memungkinakan, melibatkan peserta didik dalam merumuskan kriteria.

c.    Rencanakan kegiatan belajar yang membantu peserta didik memperoleh pengetahuan atau ketrampilan.

d.   Sebelum kegiatan belajar berlangsung, komunikasikan kriteria tersebut dan pekerjaan yang akan diakses.

e.    Berikan contoh tingkat kinera yang diinginkan.

f.     Implementasikan kegiatan belaar.

g.    Gunakan beberapa metode asesmen berdasarkan tugas yang diberikan.

h.    Kaji kembali data asesmen dan penilaian masing – masing tingkat kinerja peserta didik atau kualitas pekerjaan dengan menggunakan kriteria.

i.      Apabila diperlukan, berikan tanda huru ( misalnya A, B, C, D ) yang menunjukkan pemenuhan hasil belajar peserta didik terhadap kriteria.

j.      Laporkan hasil asesmen kepada peserta didik dan orang tua.

Asesmen acuan normatif (penentuan rangking berdasarkan kurve normal) tidak menggunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dan distandarkan pada sekelompok individu yang kinerjanya dinilai dalam hubungannya dengan kinerja individu lainnya. Asesmen ini sangat efektif untuk membandingkan kemampuan peserta didik satu dengan peserta didik lainnya.

4.        Asesmen formal dan informal

Asesmen formal diwujudkan dalam bentuk dokumen tertulis, seperti tes tertulis. Asesmen formal diberikan skor dalam bentuk angka atau penentuan rangking berdasarkan pada kinerja peserta didik.Asesmen informal tidak dimaksudkan untuk menentukan rangking akhir peserta didik. Asesmen ini dilakukan dengan cara yang lebih terbuka, seperti kegiatan asesmen yang dilaksanakan melalui observasi, inventori, partisipasi, penilaian diri dan teman sebaya, dan diskusi.

 

D.      PRINSIP – PRINSIP ASESMEN

Ada tujuh prinsip dalam menerapkan asesmen belajar. Berikut disajikan ketujuh prinsip yang dimaksud.

1.        Tujuan utama asesmen adalah memperbaiki belajar peserta didik

Asesmen ini memberikan informasi yang sangat bermanfaat mengenai apa yang telah dicapai oleh peserta didik terhadap tujuan belajar dan mengenai kemajuan belajar masing – masing peserta didik. Asesmen menggunakan metode yang konsisten dengan tujuan belajar, kurikulum, pembelajaran, dan pengetahuan mutakhir tentang peserta didik belajar.

2.        Asesmen bertujuan untuk mendukung belajar peserta didik

Asesmen baik yang digunakan untuk laporan kemajuan peserta didik, sertifikasi peserta didik, dan informasi untuk perbaikan dan akuntabilitas sekolah adalah dimaksudkan untuk mendukung belaar peserta didik. Asesmen ini mengembangkan standar teknis dan standar itu digunakan untuk memastikan agar asesmen yang diterapkan memiliki kualitas tinggi, serta digunakan untuk memantau konsekuensi pendidikan atas penggunaan asesmen tersebut.

3.        Objektif bagi semua peserta didik

Asesmen termasuk di dalamnya instrumen, kebijakan, penerapan atau penggunaan, hendaknya objektif bagi semua peserta didik. Asesmen yang baik akan memberikan keyakinan bahwa semua peserta didik akan memperoleh perlakuan yang sama. Asesmen tidak akan melenceng dan mampu menggambarkan pengetahuan dan ketrampilan aktual peserta didik. Pekerjaan peserta didik di review oleh beberapa pendidik dalam rangka menjamin objektivitas penilaian.

4.        Kolaborasi profesional

Pendidik yang memiliki sika objektif adalah penting bagi persyaratan asesmen yang berkualitas. Pendidik menentukan dan berperanserta dalam pengembangan profesional serta bekerjasama untuk memperbaiki sistem asesmen, kemampuan profesional itu perlu diperkuat melalui sekelompok pendidik memberikan skor pekerjaan peserta didik.

5.        Partisipasi komite sekolah dalam pengembangan asesmen

Pelaksanaan asesmen perlu melibatkan orang tua, anggota masyarakat, peserta didik, bersama – sama pendidik dan pakar yang memiliki keahlian tertentu dalam mengembangkan asesmen. Orang tua, peserta didik, anggota masyarakat yang memiliki latar belakang berbagai keahlian, pendidik, da tenaga kependidikan perlu melibatkan diri dalam membentuk sistem asesmen yang berkualitas.

6.        Keteraturan dan kejelasan komuniakasi mengenai asesmen

Pendidik, sekolah, Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi, dan Pemrintah Pusat secara jelas dan teratur mendiskusikan praktik asesmen dan peserta didk serta kemajuan program dengan peserta didik, keluarga, dan masyarakat.

Hasil asesmen perlu dilaporkan besama – sama dengan informasi tertentu yang berkaitan dengan program pendidikan, ketersediaan sumberdaya, dan prestasi sekolah lainnya.

7.        Peninjauan kembali dan perbaikan asesmen

Asesmen perlu dikaji kembali dan diperbaiki untuk memastikan bahwa asesmen itu benar – benar memberikan manfaat kepada peserta didik. Tindakan ini haru dilakukan secara berkesinambungan. Peninjauan kembali merupakan dasar bagi pembuatan keputusan dalam mengubah sebagian atau seluruh asesmen yang melibatkan pihak – pihak berkepentingan dalam sistem pendidikan.

 

E.       ASESMEN AUTENTIK ( KINERJA )

Asesmen yang diterapkan di sekolah umumnya menggunakan tes formal.  Pendekatan alternatif untuk menilai peserta didik dewasa ini lebih banyak melibatkan peserta didik dalam proses penilaian yang dipandang mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar.

Asesmen berbasis kinerja (performance based assessment) merupakan bentuk ujian dimana peserta didik menjawab suatu pertanyaan atau membuat produk atau mendemonstrasikan keterampilan atau menampilkan kemampuan atau pengetahuan. Penerapan asesmen berbasis kinerja mempersyaratkan peserta didik secara aktif menyelesaikan tugas – tugas kompleks dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan tingkat tinggi yang telah dimiliki dalam memecahkan masalah yang bersifat realistik atau autentik dengan membuat proyek individu atau kelompok seperti tulisan atau karangan, wawancara, atau presentasi.

Asesmen kinerja memiliki kemampuan untuk mengetahui minat peserta didik, memperbaiki prestasi belajar peserta didik, meningkatkan standar akademik, dan meningkatkan pengembangan kurikulum yang lebih terpadu. Untuk melaksanakan asesmen kinerja itu, berikut tahap – tahap yang harus dilalui :

a.         Identifikasi hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran itu diperoleh dari tujuan pembelajaran.

b.         Kembangkan tugas – tugas yang dapat dilakukan oleh peserta didik dalam mempelajari tujuan pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik belajra dan mendemonstarikan tujuan pembelajaran dengan berbagai cara.

c.         Identifikasi hasil belajar tambahan yang didukung oleh tugas. Tugas yang kompleks adalah lebih dari sekedar mendemonstrasikan dan menerapkan pengetahuan.

d.        Rumuskan kriteria dan tingkat kinerja untuk penilaian kinerja peserta didik. Salah satu cara untuk mengases kinerja peserta didik adalah mengembangkan kriteteria yang dapat digunakan untuk menilai dan mendeskripsikan tingkat kinerja.

 

F.       ASESMEN PORTOFOLIO

Asesmen portofolio merupakan bentuk penilaian kinerja yang paling populer. Portofolio biasanya berbentuk file atau folder yang berisi koleksi karya peserta didik contohnya digunakan di bidang seni dan menulis untuk mengetahui kemajuan peserta didik.

Portofolio dapat dinilai dengan dua cara, tergantung pada penggunaan skor. Pertama, yaitu penilaian berbasis kriteria. Kemajuan peserta didik dibandingkan dengan standar kinerja yang sesuai dengan kinerja peserta didik lainnya, atau kurikulum. Tingkat prestasi dapat diukur dalam bentuk dasar, terampil, mahir, atau dapat dipenilaian dengan berbagai tindatan yang pada akhirnya memberikan peluang untuk membuat perbedaan antar prestasi peserta didik. Teknik penilaian portofolio kedua adalah mengukur kemajuan peserta didik individual pada periode waktu tertentu. Teknik ini digunakan asesmen perubahan pengetahuan atau keterampilan peserta didik.

Dibandinkan dengan tes formal (tes tertulis dan sejenisnya) asesmen portofolio memiliki berbagai keuntungan, diantaranya :

a.         Dengan menunjukkan apa yang dikerjakan peserta didik pada suatu portofolio, mereka dapat mendemonstrasikan ketrampilan dan kompetensinya kepada pendidik, sekolah, dan orang tuanya. Portofolio ini memberikan informasi yang sangat penting di dalam menilai mutu pendidikan dan mutu prestasi peserta didik.

b.         Karena terfokus pada hasil pembelajaran, portofolio dapat diintegrasikan dengan kegiatan pembelajaran.

c.         Sasaran asesmen portofolio adalah kemapian peserta didik dalam berpikir kompleks, pemahaman mendalam dam penerapan pengetahuan . bukan sebaliknya pengetahuan dan keterampilan terbatas, seperti mengingat fakta ataupun konsep.

d.        Karena portofolio menawarkan berbagai cara kepada peserta didik untuk mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka dapat kerjakan , maka peserta didik terdorong menjadi pembelajar reflektif yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembanganyya sendiri.

e.         Portofolio memberikan kesempatan kepada pendidik untuk memahami apa yang dipelajari oleh peserta didiknya, sehingga para pendidik dapat merancang pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Dalam menerapkan asesmen portofolio, ada beberapa tahap yang harus dilalui yaitu :

1.         Perencanaan dan pengorganisasian

a.    Kembangkan perencanaan portofolio yang bersifat fleksibel.

b.    Rencanakan waktu secukupnya agar peserta didik mempersiapkan dan mendiskusikan aspek – aspek portofolio.

c.    Mulai dengan satu aspek belajar dan hasil belajar peserta didik, kemudian meningkat semakin meningkat sejalan dengan apa yang dipelajari peserta didik.

d.   Pilih aspek – aspek yang dimasukkan di dalam portofolio yang mampu menunukkan kemajuan peserta didik atau penguasaan tujuan pembelajaran.

e.    Pilih setidak – tidaknya dua aspek, yakni indikator yang diperlukan atau aspek – aspek inti, dan sampel pekerjaan yang dipilih.

f.     Tempatkan daftar tujuan di depan masing – masing portofolio, bersamaan dengan daftar indikator yang dipersyaratkan dan tempat mencatat aspek – aspek pilihan, agar supaya pendidik dan peserta didik mudah mengetahui isinya.

2.         Implementasi

a.    Lekatkan perkembangan aspek – aspek portofolio di dalam kegiatan kelas yang sedang berlangsung untuk menghemat waktu, dan pastikan bahwa aspek –aspek portofolio itu merupakan cerminan dari pekerjaan peserta didik, dan mampu meningkatkan keauntetikan.

b.    Berikan tanggung awab kepada peserta didik untuk mempersiapkan, memilih, menilai, dan menyimpan portofolionya sendiri.

c.    Bagi aspek –aspek portofolio yang telah dipilih, refleksi model dan asesmen diri akan membantu peserta didik menyadari proses yang mereka lakukan, apa yang mereka pelajari dan telah mereka pelajari dan apa yang dapat mereka lakukan pada waktu yang berbeda.

d.   Catat komentar pendidik dan peserta didik dengan segera terhadap portofolio tersebut, dan lekatkan komentar itu pada aspek –aspek portofolio. Biarkan peserta didik membuat komentar atas portofolio sendiri.

e.    Selektif. Portofolio bukan sebagai kumpulan sampel karya peserta didik yang sembarangan. Portofolioa berisi aspek – aspek dari karya peserta didik terpilih yang mampu meningkatkan belajar peserta didik.

3.         Hasil

a.    Analisis aspek – aspek portofolio untuk memahami pengetahuan dan ketrampilan peserta didik.

b.    Gunakan informasi portofolio itu untuk mendokumentasi kegiatan belajar peserta didik, untuk disampaikan kepada orang tua, dan memperbaiki pembelajaran di kelas.

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.      SIMPULAN

Asesmen merupakan proses mendokumentasi, melalui proses pengukuran pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan keyakinan peserta didik. Dapat dinyatakan pula bahwa asesmen merupakan kegiatan sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa yang diketahui, dilakukan, dan dikerjakan oleh peserta didik.

Tujuan asesmen pembelajaran pada dasarnya tergantung pada penggunaan jenis – jenis asesmen, yaitu :

a.       Asesmen formatif dan sumatif

b.      Asesmen objektif dan subjektif

c.       Asesmen acuan patokan dan acuan normatif

Ada tujuh prinsip dalam menerapkan asesmen belajar. Berikut disajikan ketujuh prinsip yang dimaksud.

a.       Tujuan utama asesmen adalah memperbaiki belajar peserta didik

b.      Asesmen bertujuan untuk mendukung belajar peserta didik

c.       Objektif bagi semua peserta didik

d.      Kolaborasi profesional

e.       Partisipasi komite sekolah dalam pengembangan asesmen

f.       Keteraturan dan kejelasan komuniakasi mengenai asesmen

g.      Peninjauan kembali dan perbaikan asesmen

Asesmen berbasis kinerja (performance based assessment) merupakan bentuk ujian dimana peserta didik menjawab suatu pertanyaan atau membuat produk atau mendemonstrasikan keterampilan atau menampilkan kemampuan atau pengetahuan. Penerapan asesmen berbasis kinerja mempersyaratkan peserta didik secara aktif menyelesaikan tugas – tugas kompleks dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan tingkat tinggi yang telah dimiliki dalam memecahkan masalah yang bersifat realistik atau autentik dengan membuat proyek individu atau kelompok seperti tulisan atau karangan, wawancara, atau presentasi.

Asesmen portofolio merupakan bentuk penilaian kinerja yang paling populer. Portofolio biasanya berbentuk file atau folder yang berisi koleksi karya peserta didik contohnya digunakan di bidang seni dan menulis untuk mengetahui kemajuan peserta didik.

 

B.       SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kekurangan dan jauh dari kesempuranaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapakan kritik dan saran yang membangun mengenai pembahasan makalah tersebut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khusunya menganai pengelolaan evolusi dalam organisasi.

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPRODUKSI KARYA ILMIAH

MANAJEMEN KEARSIPAN “ Penggunaan Teknologi dalam Pengelolaan Arsip”

LUNTURNYA KUALITAS BERBAHASA PADA REMAJA